Monday, July 18, 2011

Escort You

piiiiiii.....
iket rambut rieke dimana?
kacamata rieke ditaro dimana?
bla..bla..bla...

teriakan-teriakan khas saya ketika bangun pagi. aneh sekaligus menggelikan kalau dipikir-pikir. ya... itulah kehidupan saya sekarang. Banyak hal yang sudah saya lalui tanpa sempat saya tuangkan dalam tulisan. Dimulai dari perasaan senang ketika dilamar oleh pangeranku, kesal sedih dicampur perasaan tidak menentu dikala menjelang detik-detik pernikahan, sampai akhirnya kegembiraan itu datang. dan tak terasa perjalanan itu sudah berjalan satu tahun dua bulan lamanya.

Selama itu banyak hal yang sudah saya dan suami lewati, dikala pertama kali saya terkaget saat bangun dipagi hari dan melihat ada seseorang disampingku, lalu ketika aku ingin sekali menyuguhkan masakan bagi suamiku namun bingung harus masak apa karena aku sendiri tidak pernah bisa dan paham akan masak-memasak, kemudian egois yang masih sering muncul dikala salah paham, akunya yang egois dan masih sering merasa ingin bermain bersama teman-teman begitu pula dia, lalu masalah keuangan yang karena baru pertama kali kami harus memanagenya sehingga sering terjadi over budget diujung bulan.

Namun dibalik semua lika liku itu kami terutama aku sangat bahagia bersamanya. Teriakan-teriakan gooolll dikala menonton world cup bersama di kontrakan kecil kami, lalu dia yang dengan terpaksa memakan masakanku yang entah rasanya apa namun ia sangat menghargai jerih payahku, hingga pijat memijat secara gantian lantaran kami berdua sama-sama capai telah bekerja seharian.

akan tetapi kebahagian kami terlengkapi kembali ketika suatu pagi aku coba tespack dan hasilnya dua garis. buah hati yang telah kami tunggu-tunggu selama 10 bulan akhirnya datang juga. mudah-mudahan si calon anggota kami ini akan sehat-sehat selamanya hingga kelahirannya nanti. aamiin...

Yaaa...semua itu kami lalui dengan ikhlas dan ibadah. Tak ada kata yang dapat mewakili selain terimakasih Ya Allah atas limpahan kebahagian, kesedihan, kesenangan, kekurangan, kelebihan yang telah Kau berikan kepada kami. Jangan pernah kau mengabaikan kami ya Allah, berikanlah kami jalanMu dikala kami bingung menentukan arah. Thanks Allah for everything.

Dedicated for me, my self, my luvly husband, and your self.

Tuesday, July 05, 2011

kebijakan dengan tanda kutip

Pernah mendengar kata ‘kebijakan?’
Menurut wikipedia bahasa Indonesia ‘kebijakan’ adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak [1]. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu.

Hari ini saya diberikan pengalaman akan arti baru dari kata ’kebijakan’. Kemarin saya menerima pesan dari seorang konstituen di daerah, yang bilang begini: ”mbak tolong ingetin bpk buat transfer utk karangan bunga dan yg lainnya bpk sdh tahu. Tks” . belum sempat pesan ini saya balas, kemudian menyusul pesan selanjutnya ”maksud yang lainnya itu karena sifatnya kebijakan”.

Oke, mari kita bahas satu persatu. Menurut pemikiran saya ada dua maksud yang ada di isi pesan ini. Pertama ’meminta uang untuk karangan bunga’, oke kalau itu saya paham. Lalu yang kedua, ’dan lainnya bk sdh tahu’. Emm..ada kata ’dan yang lainnya bpk sdh tahu’ dan ’sifatnya kebijakan’. Pesan yang kedua ini yang saya kurang paham. ’kebijakan?’ maksudnya? Sebuah keputusan? Atau tindakan? Atau apa? Dan apakah sy harus tahu jg?

Karena pesan itu adalah amanah lalu hari ini saya meminta uang Rp700rb untuk karangan bunga yang diminta si pengirim pesan kemarin. Tak lama kemudian sy jg diperintahkan untuk mentransfer uang Rp2,2 juta untuk kondangan ke si pengirim pesan kemarin. Berarti Rp700rb untuk bunga papan dan sisanya untuk kondangan. Betul begitu? Atau ada yang mempunyai pemikiran lain?

Kemudian hari ini saya dibilang telah melakukan kesalahan karena tidak berkonsentrasi dan lalai dalam bertugas. Karena saya seharusnya mentransfer uang ke si pengirim pesan kemarin Rp700rb untuk karangan bunga dan sisanya untuk si pengirim tersebut. Lalu tak lama kemudian si pengirim pesan itu mengirim pesan lagi ke saya, dan berkata kalau saya seharusnya mentransfer uang ke dia sisa dari karangan bunga itu untuk membantu membetulkan dapur rumahnya. Jadi disini saya memperoleh kesimpulan, ’kebijakan’ yang ia maksud di dalam pesan tersebut adalah ’meminta uang untuk membetulkan dapurnya’. Oooooo....

Sebagai manusia yang mengerti tata krama, saya akui saya salah disini karena tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu. Tapi sebagai manusia yang mempunyai pemikiran, saya lalu berfikir, bila si pengirim pesan itu to the point untuk meminta uang dalam rangka membetulkan dapurnya, saya tidak perlu berspekulasi akan arti ’kebijakan’ yang ia maksud toh?

Ya, manusia memang gudangnya makhluk berbuat salah. Terus terang saya bukan tipe orang yang suka berbasa basi, tapi lebih kepada hal yang jujur dan berterus terang. Jadi saya kurang paham akan kata-kata yang jadinya memiliki makna ‘absurd’. Kalau YA bilang YA, kalau TIDAK bilang TIDAK, kalau MINTA bilang MINTA. Sesuatu yang jelas dan transparan tidak akan membuat orang menjadi berspekulasi, seperti negara ini! Ups, maaf untuk hari ini saya sedang tidak mau membicarakan carut marut bangsa ini dulu.

God Bless Indonesia

We Needs Changes


Monday, July 04, 2011

Banten ‘berpesta’

Ting…

Bunyi group BB berbunyi, saya lihat pesan dari seorang kawan bernama amy. Kira-kira begini isinya: innailahiwainnalihahi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah Bpk TB H Khasan di Rumah sakit Sari Asih Serang. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT.

Saya membaca tapi saya tidak mengomentari apapun, tidak membalas turut berduka cita, atau innailahi… atau yang seperti biasa saya komentar ketika mendengar seseorang meninggal. Disini saya Cuma membaca namun dalam hati seperti berkata “akhirnya”, ups… astagfirullah, lanjut saya.

Berikutnya kembali bunyi group BB, kali ini dari kawan saya dhe, dia berkata innailahi wainnailahi rojiun, semoga diterima di Sisinya Allah SWT. Lalu member yang lainnya pun berdatangan mengucapkan belasungkawa, kecuali saya, saya belum mengucapkan apa-apa. Akhirnya saya pikir apa untung dan ruginya toh? Ya sudah saya ikut berkomentar, namun hanya sebatas “RIP” dengan symbol tangan yang artinya ‘yes’.
Tiba-tiba kawan saya vicenso berkomentar “akhirnya” kemudian kawan lainnya Matin berkata “god bless me” . nah ini dia yang saya tunggu dari tadi, ada seseorang yang ‘beda’ dengan yang lainnya atau minimal sama dengan apa yang saya pikirkan :-D.
Saya pun berkomentar “…Bless Banten”, yang lainnya pun ikut nimbrung. Bukan menyampaikan belansungkawa lagi, namun ucapan seperti kesenangan, kekesalan, atau bisa saya katakan seperti luapan hati yang sudah lama dipendam. Kembali saya berkomentar “+1000 reformasi for banten dinasti”. Dan selanjutnya isi perbincangan group berisi ejekan dan bahkan sindirian, seperti ada yang mengusungkan nama balon gubernur banten terbaru, yakni Bek-Ap singkatan dari Benyek – Apid. Hahaha… kocak sekali, dalam hatiku. Tidak hanya lewat group BB, saya pun berkomentar lewat jejaring social twitter. Tapi disini sedikit yang bekomentar, hanya Matin yang berkata saya keliatan sentiment sekali namun ia melanjutkan dengan berkata “hajar bleh”.

Sekali lagi, luapan-luapan saya di jejaring twitter atau di group BB itu seperti mewakili sebagai isi hati rakyat yang sudah ‘jengah’ dengan tingkah polah pejabat kita yang duduk di atas singgasana pajak rakyat. Jijik sekali!

Bicara tentang banten, mari kita urut mana pejabat teras banten yang bukan berasal dari keluarga Khasan.? Sepertinya tidak ada. Seperti pesan yang pernah saya terima dari seorang kawan, begini isinya:
Telah meninggal Prof H Khasan Sochib:
Ayahanda dari gubernur banten : atut chosiyah
Ayahanda dari walkota serang : Jaman
Ayahanda dari wakil bupati serang : Tatu Hasanah
Mertua dari walikota tangsel: airin rahmi diani
Suami dari wakil bupati pandeglang: heryani
Mertua dari ketua golkar banten dan anggota DPR RI: hikmat tomet
Mertua dari Anggota DPRD banten: aden
Kakek dari anggota DPD banten: andika hazrumi
Kakek mertua dari wakil DPRD kab serang: ade rosy
Semoga amal ibadah beliau diterima disisi Nya. Dengan emotion :NGAKAK
Begitu isi pesannya, ketika saya membacanya langsung mengakak sinis. Lalu Saya tambahkan di bawahnya, “masih kurang tuh, saya tambahin ya” suami dari anggota DPR RI fraksi demokrat: ratu siti romlah.

Bagi yang belum mengenal dan mengetahui banten, ya itulah isinya. Dengan kita membaca isi pesan kawan saya saja dapat kita bayangkan bagaimana banten ini dibangun? Inilah yang membuat kota kelahiran saya ini tidak pernah maju. Isi banten semuanya dikeruk masuk ke kas keluarga dinasti khasan. Segala proyek pembangunan infrastruktur banten yang bermain dan mengikuti tender pun asalnya tak jauh-jauh, kembali ke keluarga agar hasilnya masuk ke kas keluarga.

Namun yang paling saya sayangkan dari semua ini adalah warga banten itu sendiri. Mereka semua mengetahui ‘pembangunan dinasti’ keluarga khasan ini, tapi mengapa mereka masih memilihnya? Cuma dengan diiming-imingi amplop berisi duit 20ribuan dan kerudung suara mereka sudah bisa dipegang. Miris rasanya melihat dan mendengarnya. Beginilah bangsaku, bermental amplop! Dari yang kecil hingga pejabat yang sudah memiliki gaji puluhan juta pun kalau melihat amplop langsung tunduk! Susah jika suatu system sudah mendarah daging bahkan hingga masuk ke urat nadi.

Sampai kapan bangsa ini mau terpuruk terus? Yang di bawah memikirkan isi perut yang di atas memikirkan isi brangkas. Poor Indonesia!
Negara ku kaya Negara ku miskin. Yang kaya semakin kaya yang miskin semakin melarat. Poor Indonesia!
Negara maju tidak akan menjadi maju tanpa mengalami menjadi Negara berkembang seperti Indonesia, namun coba kita hitung, sudah berapa lama Indonesia menjadi Negara berkembang terus? Tanpa maju-maju. Yang lain sudah tinggal landas, tapi Negara ini masih di landasan terus!

GOD BLESS INDONESIA!!!

We Needs Changes!

Berapa Harga Sebuah Kejujuran?

“Katakan dengan jujur walaupun menyakitkan” kira-kira begitu isi petuah yang sering kita dengar dari orangtua. Mungkin pesan inilah yang dipegang oleh Siami. Ibu beranak dua yang mencoba menanamkan kejujuran kepada anak-anaknya sejak dini.

Mungkin ia tidak tahu apa yang dibicarakan orang-orang berdasi di senayan sana, ia juga tidak tahu siapa itu nazarudin, atau nunun itu yang mana. Yang ia tahu, ada yang tidak beres dengan sekolah SDN GADEL 2 SURABAYA tempat dimana anaknya Alif bersekolah. Kejujuran yang ia tanamkan pada anaknya dicederai oleh seorang pendidik yang seharusnya mengajarkan moral-moral pendidikan kepada anak didiknya.

Siami hanya minta kejujuran! Kejujuran dari pihak sekolah bahwa anaknya diminta untuk membagikan kunci jawabannya pada saat ujian atau melakukan pencontekan massal. Bagi Siami itu adalah tindakan melecehkan. Bukan hanya melecehkan anaknya tapi juga melecehkan dirinya yang susah payah mendidik anaknya untuk selalu jujur sejak dini. Bila sejak SD saja sudah ditanamkan pendidikan seperti itu, bagaimana anaknya nanti? Ia akan malas belajar bahkan mungkin bisa berbuat curang, karena didikan salah yang ia terima dari sekolah.

Bukan pembuktian bahwa nilai SDN GADEL 2 SURABAYA jawabannya tidak ada yang sama, seperti ‘pembelaan’ yang dilakukan oleh mendiknas Pak Nuh. Bukan itu! Siami tidak butuh pembelaan dari pihak mendiknas. Semestinya pak Nuh sudah mengetahui bahwa kasus seperti ini bukan hanya terjadi pada SDN GADEL 2 SURABAYA, tapi juga di sekolah-sekolah lainnya. Siami hanya ingin mengatakan ada yang salah pada system pendidikan kita. Ini sama saja dengan pembobrokan bangsa sejak dini. Mungkin inilah yang terjadi pada pejabat-pejabat kita yang tersangkut masalah hukum di KPK saat ini, pendidikan yang salah ia terima menyebabkan korupsi berjamaah itu sah-sah saja.

Semestinya kita semua ‘ngeh’ dengan apa yang terjadi dengan pendidikan kita. Dan seharusnya pak Nuh harus lebih ‘ngeh’ lagi dari kita semua karena ia berada di titik paling teratas. Kita semua patut mengakui dan berkata jujur bahwa ada yang salah pada system pendidikan bangsa ini. Mengetahui ada sekolah melakukan pencotekan massal bukan pembelaan yang kita mesti lakukan, bukan pula harus ditutupi. Tapi ini adalah aib yang harus kita bongkar sampai ke akar agar ke depannya anak cucu kita tidak lagi bermental ‘memble’.

Kasus ini pula seharusnya menjadi sebuah sindirian bagi pejabat-pejabat di sana. Tugas dan amanat yang ia pegang bagi rakyatnya harus ia pertanggungjawabkan dengan jujur dihadapan jutaan rakyat Indonesia.

Indonesia sudah ‘beugah’ dengan kebohongan yang dipupuk dengan label pencitraan dan angka-angka. Percuma memperoleh angka 10 namun sebenarnya bermental “NOL”.
Go Indonesia!!!

We needs changes!