Tuesday, August 08, 2006

Susahnya Mau Sekolah

kira-kira tiga minggu yang lalu aku pulang ke Serang. karena sudah beberapa hari mama di rumah selalu menelepon dan menanyakan kapan pulang keserang. akhirnya dengan meninggalkan pekerjaanku diteknokra, aku pamit pada punggawa2 teknokra, yudi, erik and doni.
sesampainya diserang, aku baru teringat kalau adikku baru akan masuk sekolah menengah pertama. sekalian kasih selamat padanya karena lulus ujian aku berikan ia hadiah.ya..ngga mewah2 amat sih, hanya sekotak peralatan menulis.

mama bercerita kalau ia baru saja bayar daftar ulang sekolah adikku.ketika mendengar jumlahnya aku sedikit kaget juga yakni Rp2 juta, padahal sekolah adikku negeri.kalau pada jaman aku dulu mungkin jumlah sekian sudah bisa masuk kuliah, bahkan masih ada kembaliannya kali.

kata mama jumlah sekian sudah beserta baju dan buku.lalu aku bilang mengapa tidak pakai buku Oki saja. Oki adalah adik sepupuku yang duduk dikelas 3 SMP.aku pikir pelajaran yang diberikan sama dan pastinya buku yang dipakaipun sama.namun mama bilang setiap anak wajib untuk membeli buku disekolah.guru disekolah itu bilang kalau buku yang terdahulu sudah tidak bisa dipakai lagi.dan lagi pula setiap sekolahnya menggunakan buku yang berbeda-beda.
mendengar berita itu aku tambah kaget.sudah mahal buku yang dibeli tidak bisa diturunkan pula.apa maksudnya ini?

belum lagi saat aku mendengar cerita dari bibiku(mamanya Oki) saat ia membayar buku untuk anaknya disekolah.sekolah negeri memang tidak membayar SPP karena ada dana BOS, namun tetap saja murid diharuskan membayar uang bangunan yang padahal dari semenjak aku SMP bangunan sekoalh itu hanya sedikit mengalami perubahan.

setelah dipikir-pikir, itu berarti mamaku yang sudah mengumpulkan buku pelajaran milik aku mulai dari SMP hingga mau masuk kuliah keliatan sia-sia.tadinya dipikir bisa diturunkan untuk adik saat ia sekolah nantinya tapi keliatannya lebih baik disumbangkan ketaman bacaan aja kali ya.tapi kalo disekolah saja sudah tidak terpakai apa anak-anak mau membacanya.mudah-mudahan sih mereka masih punya semangat buat baca.

ya ampun bagaimana ini pendidikan di negara tercinta kita.mau sekolah aja sulitnya minta ampun.apalagi mau kerja.mau sekolah sampai wajib belajar sembilan tahun saja susah apalagi sampai kebangku kuliah.diindonesia kan pekerjaan dilihat dari ijasahnya dan sedikit yang dilihat dari skill.sudah tidak bisa terbayangkan lagi bila orang-orang yang tidak mampu ingin bersekolah.

katanya sekolah negeri itu untuk sekolah rakyat.boro-boro sekolah rakyat yang ada juga sekolah bikin melarat dan hanya untuk orang-orang kaya saja.
maap bila berkata berlebihan, saya hanya menangis saja bila melihat anak-anak yang dipinggir jalan itu masih mengais-ngais sambil mengangkat-angkatkan tangannya.

7 comments:

udin said...

duh baiknya ma adek....

oh ternyata masih punya adek ya, kirain anak terakhir...

udin said...

ke, gimana sih bikin link read more kayak di blog kamu itu. tolong aku dikasih tau ya, maklum aku gaptek soal beginian.
oh ya, nomor hpmu sekarang berapa? sori setelah tak ada hp, aku kehilangan kontak semua teman2

Rieke Pernamasari said...

wahh aku juga diajarin ma erik...ribet gitu dech...
tapi yang pasti ada pentunjukknya kok di blog
ntar dech aku forward ke kamu ya...tapi kalo ngga sabar mending tanya empu nya aja langsung, ke erik

Rieke Pernamasari said...

memang keliatan seperti anak terakhir ya
aku memang tunggal tapi aku punya adik angkat. dah ku anggap kayak adik kandung sendiri
udin pasti anak tengah2 ya...

udin said...

eui salah tuh. banyak yang ngira aku anak pertama. kamu malah mengira aku anak tengah2, he2. yang bener, aku anak terakhir. nggak tau kalau nanti bakal punya adek lagi. tapi nyokap dah tuaan tuh, he2....

belum lama ini, waktu ngurus ATM di bank, aku ditawari kredit KPR. Kata Cs (customer service), buat persiapan anak dan istri. gw dikira dah tuaaaa booooo.... haha

zen said...

Apa kabar, Ibu? Maaf, kemarin itu saya tak menepati tenggat menulis. Padahal menuliskan kerjaan sehari2. Maaf ya. Maaf.

Rieke Pernamasari said...

iya kecewa ;p
kemana aja sih pak?jalan-jalan terus sih
tapi ngga apa apa kok. seharusnya saya yang minta maap ngga tau kesibukan kamu.
maap....
lho jadi maap maapan kayak lebaran aja ;p