Thursday, April 24, 2008

Nongkrong? Yuukk


Kalau kebetulan sedang berjalan-jalan di Kota Bandarlampung, gak ada salahnya buat singgah sejenak di Waroeng Diggers. Waroeng yang umumnya didatangi oleh kaum muda-mudi ini bisa dibilang sebagai Cafe’ Hollywoodnya Lampung. Berada di bilangan Pahoman, Teluk Betung.

Beda ama café atau warung-warung lainnya yang pernah gue singgahi di Lampung. Selain menyajikan makanan dan minuman serta musik, baik live musik maupun setelan kaset, yang juga membuat menarik café ini adalah pemandangannya.

Letaknya yang berada di ketinggian membuat kita bisa melihat pemandangan yang ‘sumpeh’ keren banget. Di sana gue bisa lihat tiga pemandangan jadi satu, yakni gunung, kota, ama laut.

Foto ini diambil waktu gue ke Lampung dalam rangka beres-beres kosan. Kebetulan saat itu kosan gue belum diberesin, and banyak barang-barang yang mesti gue benahi.

Kembali ke waroeng Diggers. Menurut gue menu yang disajikan di waroeng ini terbilang biasa-biassa aja, alias standar. Karena yang datang ke sana kebanyakan kaum muda, nama-nama menu yang ditampilkan juga dibuat menarik, seperti ditambahin kata-kata merah delima, merah merona, dlll. Maklum gue gak terlalu hapal kalau ama nama-nama menu, yang penting makan….:D

Sesekali dalam seminggu waroeng ini menampilkan musik ‘live’ dari band-band local Lampung. Dan tempat duduk yang disediain juga ada tiga jenis, ada yang untuk keluarga, ada yang kayak saung “bambu’, dan ada yang di tengah-tengah lapangan tapi kalau hujan resikonya kebasahan, tapi kalau kebetulan cuaca cerah, wah…duduk di bagian ini lebih indah lagi pemandangannya. Apalagi kalau malam, lampu-lampu kota dan kapal laut kelihatan cantik banget.

Kebetulan foto ini gue ambil pada sore hari. Jadi ya begini jadinya…☺
Bisa jadi reference kalian kalau mau ngadain ultah and acara kongkow-kongkow bareng temen lama alias reunian.

Wednesday, April 23, 2008

in Memories

Hari ini gue chat ama Diova, dia salah satu sahabat sekaligus saudara gue. Di sela-sela obrolannya, dia kirim gambar hasil “racikan” nya, yang sebetulnya foto-foto di dalamnya diadopsi dari beberapa koleksi dia.
Hasilnya lumayan juga, dalam hati. Gue jadi inget masa-masa kuliah di Lampung. Mau tahu siapa aja yang ada di dalam foto itu? Ini dia….


Gambar atas, kiri ke kanan
Mayna, lengkapnya Mayna Satri. Cewe Lampung ini satu fakultas and satu jurusan ama gue di Unila, yakni Ekonomi Pembangunan. Sekarang ini dia hijrah ke Jakarta, mencoba mengadu nasib dengan bekerja di salah satu perusahaan Advertising di bilangan Tebet. Kalau ama dia, gue masih sering berhubungan, baik by phone maupun ketemu langsung, maklum jarak tempat tinggal dia yang di Pasar Minggu juga gak terlalu jauh dari kosan gue di bilangan Benhil.

Heni, cewe yang mempunyai nama lengkap Heni Fujiastuti ini lebih dikenal dengan sebutan Qynoz. Makanya Diova tulis nama dia di gambar itu dengan panggilan “Qynoz”. Asal dia dari desa Petir, Serang, satu kota ama gue tapi beda desa ☺. Udah lama juga gue gak bersua ama dia. Terakhir gue dapat kebar, cewe bertubuh mungil ini jadi dosen di Universitas Tirtayasa Banten sambil menjalani kuliah S2nya di UPI Bandung.

Diova, atau lebih lengkapnya Diova Laviria Alfirazi. Cewe turunan Palembang ini emang paling beda ama kita yang laennya. Terutama dengan gue, beberapa kali cara pikir gue selalu ‘beda’ ama cewe lulusan ilmu pendidikan bimbingan konseling ini. Tapi itulah pertemanan, dengan perbedaan semuanya menjadi indah. Sekarang ini dia aktif di MQ radio sebagai penyiar. Kalau tidak salah dia siaran setiap minggu and kamis, dan katanya juga sekarang sudah bisa didengar dengan hanya membuka situs MQ, mqfmlampung.listen2myradio.com. waduh…kok jadi ajang promosi ya :D

Nah yang terakhir itu gue. Sama dengan Mayna, gue yang asli Serang-Sunda ini juga berhijrah ke Jakarta, bekerja di salah satu media yang fokus berbicara seputar keluarga. Jadi maklum kalau sebagian isi blog ini isinya seputar keluargaa, khususnya pasangan suami istri ☺

Oh ya, ntah sejak kapan dan karena apa, sekarang ini kalau kita berempat berkomunikasi selalu menggunakan kata-kata “jeung”. Kok jadi kayak ibu-ibu arisan yak? Hehehehe.. but its fine…

Gambar tengah, kiri ke kanan
Keterangannya sama ama gambar di atas, tapi urutannya yang berbeda. Pertama Diova, gue, Mayna, and Heni alias Qynoz. Cuma foto gue kok kecil banget yak? Wah…agak-agak kecewa nih. But its ok, yang penting masih ada meskipun nyelip :D

Gambar bawah, kiri ke kanan
Ini adalah keluarga teknokra angkatan 24. Meskipun gak lengkap, tapi sebagian besar hadir saat pertemuan sore itu. Foto ini diambil di Pantai Mutun, Teluk Betung pada medio July 2006. Atas ide Iduy, dia taro kamera “curian” di atas karang and nyuruh kita buat angkat kaki sebelah. Alhasil, jepretannya pun gak bagus-bagus banget, coz kita semua gak tahan kepengen ketawa ngakak, hehehee…
Siapa mereka? Ini dia….

Iduy, Cowok ceking ini bernama lengkap Yudi Nopriansyah and orang LA alias Lampung Asli, tapi dia selalu mengaku kalau ada darah sunda mengalir di dalam tubuhnya. Kabar terakhir yang gue dengar, sekarang ini dia bersama teman-temannya aktif dalam kegiatan program pemerintah “nikah masal”. Meskipun aktif dimana-mana, mulai dari percetakan ampe nikahin orang, cuma yang disayangkan dari cowo berwajah preman namun anak mami ini, dia kurang perhatian ama kuliahnya. Jadi ampe sekarang dia masih ‘betah’ tinggal di kampus :D

Diova, keterangan sama ama yang gambar atas. Cuma gue tambahin, dia ini kalau ketawa suka merem, jadi paling seneng kita ledekin terutama ama gue, hehehe…

Mayna, sama ama keterangan gambar atas. Gue tambahin dikit, dia juga kalau ketawa terutama untuk hal-hal yang dianggap paling ‘lucu’ banget, ekspresinya suka merem kayak Diova. Tapi kalau gue bilang sih lebih mirip kayak orang lagi sakit perut kali ya, hahaha…

Qynoz, sama halnya dengan keterangan gambar atas. Sedikit gue tambahin juga, karena diantara kita dia yang mempunyai mata paling sipit alias ‘segaris’ jadi wajar kalau saat dia ketawa, kadang-kadang suka kita tinggalin, wkwkwkwk…

Dwi, cowo LA alias Lampung Asli ini nama lengkapnya gue lupa. Padahal dulu sering banget kita sebutin, karena saat itu di Teknokra ada dua orang yang namanya Dwi. Cuma sekarang dia lebih sering dipanggil dengan sebutan Dwi ‘Ayam’. Karena Cowo mellow ini pernah berjualan ayam potong untuk menghidupi adik-adiknya. Namun meskipun perjuangan dia di teknokra gak sampe selesai, tapi kita masih sering bareng. Terakhir gue tau kabarnya, dia menjadi pegawai di Kota Bumi, Lampung Utara tempat ia dilahirkan. Di unila dia kuliah ambil dua jurusan, D3 and S1.

Gue, kayaknya udah sering deh ngebahas tentang gue. Lengkapnya ada di blog profile ‘about me’ :D.

Diaji, sama halnya dengan Dwi, cowo Palembang ini pun tidak sampai selesai berjuang di Teknokra. Cuma karena dia masih rajin ke kampus, jadi masih sering maen and ketemu ama kita-kita di Teknokra. Meskipun gak sampai menjadi pengurus di Teknokra, namun ilmu kuliahnya di jurusan komunikasi menjadi semangat buat dia untuk jadi wartawan. Sekarang dia bekerja sebagai reporter di media groupnya Jawa Pos di Lampung.

Erik. Wong Kito Galoh ini punya nama lengkap Erik Khafif Mukti. Cowo ‘Hacker’ ini paling demen di depan komputer, apalagi ngoprak ngaprik website, dia paling jago banget. Sama halnya dengan Iduy, cowo tinggi sekaligus kerempeng ini juga aktif di mana-mana, tapi satu hal yang gak keliatan aktifnya, yakni ngurusin kuliahnya di fakultas ISIP jurusan komunikasi. Sekarang dia sibuk ama urusan pemberitaan Unila via website, jadi kalau pernah buka situsnya Unila.ac.id, rata-rata news yang ada di dalamnya itu buatan dia.

Sebetulnya masih ada beberapa temen angkatan 24 lainnya yang masih sering berhubungan dengan gue, meskipun hanya by YM alias chattingan, yaitu Dede Darmawan and Haji Munawaroh. Sayang keduanya waktu acara medio July itu tidak bisa ikut, karena saat itu Dede sibuk bekerja and Haji tidak ada di kosannya. Saat ini Dede atau cowok bergondrong gak jelas ini bekerja sebagai artistic di media Indonesia group di Lampung, dan Haji baru saja mendapat gelar sarjana hukumnya Maret 2008 silam.

Kalau liat-liat foto seperti ini, gue jadi teringat masa-masa di Lampung. Inget senang-susahnya tapi tetap kumpul-kumpul dengan mereka. Meskipun gue di sana merantau and gak punya sanak saudara, tapi dengan adanya mereka, kehidupan gue selalu ada yang mengisi.
Friends forever….
I love you all…..