Monday, July 04, 2011

Banten ‘berpesta’

Ting…

Bunyi group BB berbunyi, saya lihat pesan dari seorang kawan bernama amy. Kira-kira begini isinya: innailahiwainnalihahi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah Bpk TB H Khasan di Rumah sakit Sari Asih Serang. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT.

Saya membaca tapi saya tidak mengomentari apapun, tidak membalas turut berduka cita, atau innailahi… atau yang seperti biasa saya komentar ketika mendengar seseorang meninggal. Disini saya Cuma membaca namun dalam hati seperti berkata “akhirnya”, ups… astagfirullah, lanjut saya.

Berikutnya kembali bunyi group BB, kali ini dari kawan saya dhe, dia berkata innailahi wainnailahi rojiun, semoga diterima di Sisinya Allah SWT. Lalu member yang lainnya pun berdatangan mengucapkan belasungkawa, kecuali saya, saya belum mengucapkan apa-apa. Akhirnya saya pikir apa untung dan ruginya toh? Ya sudah saya ikut berkomentar, namun hanya sebatas “RIP” dengan symbol tangan yang artinya ‘yes’.
Tiba-tiba kawan saya vicenso berkomentar “akhirnya” kemudian kawan lainnya Matin berkata “god bless me” . nah ini dia yang saya tunggu dari tadi, ada seseorang yang ‘beda’ dengan yang lainnya atau minimal sama dengan apa yang saya pikirkan :-D.
Saya pun berkomentar “…Bless Banten”, yang lainnya pun ikut nimbrung. Bukan menyampaikan belansungkawa lagi, namun ucapan seperti kesenangan, kekesalan, atau bisa saya katakan seperti luapan hati yang sudah lama dipendam. Kembali saya berkomentar “+1000 reformasi for banten dinasti”. Dan selanjutnya isi perbincangan group berisi ejekan dan bahkan sindirian, seperti ada yang mengusungkan nama balon gubernur banten terbaru, yakni Bek-Ap singkatan dari Benyek – Apid. Hahaha… kocak sekali, dalam hatiku. Tidak hanya lewat group BB, saya pun berkomentar lewat jejaring social twitter. Tapi disini sedikit yang bekomentar, hanya Matin yang berkata saya keliatan sentiment sekali namun ia melanjutkan dengan berkata “hajar bleh”.

Sekali lagi, luapan-luapan saya di jejaring twitter atau di group BB itu seperti mewakili sebagai isi hati rakyat yang sudah ‘jengah’ dengan tingkah polah pejabat kita yang duduk di atas singgasana pajak rakyat. Jijik sekali!

Bicara tentang banten, mari kita urut mana pejabat teras banten yang bukan berasal dari keluarga Khasan.? Sepertinya tidak ada. Seperti pesan yang pernah saya terima dari seorang kawan, begini isinya:
Telah meninggal Prof H Khasan Sochib:
Ayahanda dari gubernur banten : atut chosiyah
Ayahanda dari walkota serang : Jaman
Ayahanda dari wakil bupati serang : Tatu Hasanah
Mertua dari walikota tangsel: airin rahmi diani
Suami dari wakil bupati pandeglang: heryani
Mertua dari ketua golkar banten dan anggota DPR RI: hikmat tomet
Mertua dari Anggota DPRD banten: aden
Kakek dari anggota DPD banten: andika hazrumi
Kakek mertua dari wakil DPRD kab serang: ade rosy
Semoga amal ibadah beliau diterima disisi Nya. Dengan emotion :NGAKAK
Begitu isi pesannya, ketika saya membacanya langsung mengakak sinis. Lalu Saya tambahkan di bawahnya, “masih kurang tuh, saya tambahin ya” suami dari anggota DPR RI fraksi demokrat: ratu siti romlah.

Bagi yang belum mengenal dan mengetahui banten, ya itulah isinya. Dengan kita membaca isi pesan kawan saya saja dapat kita bayangkan bagaimana banten ini dibangun? Inilah yang membuat kota kelahiran saya ini tidak pernah maju. Isi banten semuanya dikeruk masuk ke kas keluarga dinasti khasan. Segala proyek pembangunan infrastruktur banten yang bermain dan mengikuti tender pun asalnya tak jauh-jauh, kembali ke keluarga agar hasilnya masuk ke kas keluarga.

Namun yang paling saya sayangkan dari semua ini adalah warga banten itu sendiri. Mereka semua mengetahui ‘pembangunan dinasti’ keluarga khasan ini, tapi mengapa mereka masih memilihnya? Cuma dengan diiming-imingi amplop berisi duit 20ribuan dan kerudung suara mereka sudah bisa dipegang. Miris rasanya melihat dan mendengarnya. Beginilah bangsaku, bermental amplop! Dari yang kecil hingga pejabat yang sudah memiliki gaji puluhan juta pun kalau melihat amplop langsung tunduk! Susah jika suatu system sudah mendarah daging bahkan hingga masuk ke urat nadi.

Sampai kapan bangsa ini mau terpuruk terus? Yang di bawah memikirkan isi perut yang di atas memikirkan isi brangkas. Poor Indonesia!
Negara ku kaya Negara ku miskin. Yang kaya semakin kaya yang miskin semakin melarat. Poor Indonesia!
Negara maju tidak akan menjadi maju tanpa mengalami menjadi Negara berkembang seperti Indonesia, namun coba kita hitung, sudah berapa lama Indonesia menjadi Negara berkembang terus? Tanpa maju-maju. Yang lain sudah tinggal landas, tapi Negara ini masih di landasan terus!

GOD BLESS INDONESIA!!!

We Needs Changes!

No comments: