Tuesday, July 05, 2011

kebijakan dengan tanda kutip

Pernah mendengar kata ‘kebijakan?’
Menurut wikipedia bahasa Indonesia ‘kebijakan’ adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak [1]. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu.

Hari ini saya diberikan pengalaman akan arti baru dari kata ’kebijakan’. Kemarin saya menerima pesan dari seorang konstituen di daerah, yang bilang begini: ”mbak tolong ingetin bpk buat transfer utk karangan bunga dan yg lainnya bpk sdh tahu. Tks” . belum sempat pesan ini saya balas, kemudian menyusul pesan selanjutnya ”maksud yang lainnya itu karena sifatnya kebijakan”.

Oke, mari kita bahas satu persatu. Menurut pemikiran saya ada dua maksud yang ada di isi pesan ini. Pertama ’meminta uang untuk karangan bunga’, oke kalau itu saya paham. Lalu yang kedua, ’dan lainnya bk sdh tahu’. Emm..ada kata ’dan yang lainnya bpk sdh tahu’ dan ’sifatnya kebijakan’. Pesan yang kedua ini yang saya kurang paham. ’kebijakan?’ maksudnya? Sebuah keputusan? Atau tindakan? Atau apa? Dan apakah sy harus tahu jg?

Karena pesan itu adalah amanah lalu hari ini saya meminta uang Rp700rb untuk karangan bunga yang diminta si pengirim pesan kemarin. Tak lama kemudian sy jg diperintahkan untuk mentransfer uang Rp2,2 juta untuk kondangan ke si pengirim pesan kemarin. Berarti Rp700rb untuk bunga papan dan sisanya untuk kondangan. Betul begitu? Atau ada yang mempunyai pemikiran lain?

Kemudian hari ini saya dibilang telah melakukan kesalahan karena tidak berkonsentrasi dan lalai dalam bertugas. Karena saya seharusnya mentransfer uang ke si pengirim pesan kemarin Rp700rb untuk karangan bunga dan sisanya untuk si pengirim tersebut. Lalu tak lama kemudian si pengirim pesan itu mengirim pesan lagi ke saya, dan berkata kalau saya seharusnya mentransfer uang ke dia sisa dari karangan bunga itu untuk membantu membetulkan dapur rumahnya. Jadi disini saya memperoleh kesimpulan, ’kebijakan’ yang ia maksud di dalam pesan tersebut adalah ’meminta uang untuk membetulkan dapurnya’. Oooooo....

Sebagai manusia yang mengerti tata krama, saya akui saya salah disini karena tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu. Tapi sebagai manusia yang mempunyai pemikiran, saya lalu berfikir, bila si pengirim pesan itu to the point untuk meminta uang dalam rangka membetulkan dapurnya, saya tidak perlu berspekulasi akan arti ’kebijakan’ yang ia maksud toh?

Ya, manusia memang gudangnya makhluk berbuat salah. Terus terang saya bukan tipe orang yang suka berbasa basi, tapi lebih kepada hal yang jujur dan berterus terang. Jadi saya kurang paham akan kata-kata yang jadinya memiliki makna ‘absurd’. Kalau YA bilang YA, kalau TIDAK bilang TIDAK, kalau MINTA bilang MINTA. Sesuatu yang jelas dan transparan tidak akan membuat orang menjadi berspekulasi, seperti negara ini! Ups, maaf untuk hari ini saya sedang tidak mau membicarakan carut marut bangsa ini dulu.

God Bless Indonesia

We Needs Changes


No comments: