Thursday, August 02, 2012

Akhirnya Kita pun Dalam Antrian-Nya


Entah kenapa beberapa hari ini saya terus menerus kepikiran rafa. Tambah hari tambah sayang dan tidak mau jauh-jauh dari dia. Dan anehnya sempat terlintas dalam fikiran, bagaimana jika Allah saat itu juga memanggilku lalu bagaimana dengan Rafa? Ia masih kecil, masih butuh saya. Namun buru-buru ku mengucap astagfirulloh....

Akhir minggu saat itu seharusnya jadwal Rafa imunisasi, tapi Rafa batuk pilek dan agak rewel. Jadi niat untuk ke dokter ditunda, saya full di rumah coba menenangi rafa yang nangis terus seharian, dan karena takut batuk Pileknya berkepanjangan rafa terus menerus saya susui. Sabtu sore itu saya harus menemani suami kondangan ke pasar minggu, dan sore itu juga orang rumah menelepon. Saat itu mamah bertanya rafa sedang apa, saya bilang sedang tidur.

Esoknya karena kaka ipar sedang syukuran rumah, saya kembali full di rumah. Hari itu papa telpon tanya kabar Rafa. Cuma kebetulan waktu itu Rafa juga sedang tidur, papa pun Cuma berkata ”oh ya sudah kalau sedang tidur, tadinya pengen denger suaranya”, saya juga bercerita tentang acara selametan kaka ipar, papa sempet bertanya ”trus kapan neng mau bangun rumahnya?” saya bilang ”napas dulu pa, kan pondasi nya baru selesai, hehehe...” , ”ya udah pelan-pelan aja. Ya udah ya” klik... suara telepon diputus.
Dan kira-kira begitu percakapan terakhir aku dengan papa.

Minggu ini tanggal 17 mei 2012 ada libur kenaikan yesus, itu berarti long weekend. Papa berencana mengajak kami berlibur ke Subang. Papa ingin jalan-jalan ke kebun teh, sekalian mancing di empang, katanya. Namun kebetulan pada tanggal itu bersamaan juga dengan acara syukuran anak sepupuku Harits. Papa sempat bertanya, bagaimana dengan rencana ke Subang. “kayanya ditunda aja pa, gak enak ama aris kalau ga dateng ke acara itu. Nanti aja ya pa sekalian lebaran ke subangnya, kaya tahun kemarin”. “iya udah ga apa apa, tapi neng nya pulang kan? Jangan sabtu ya pulangnya. Kamis aja biar liburnya lama. Papanya pengen liat rafa”. “iya pa, tapi nugi jumat paginya kerja jadi pulang dulu, nanti sabtunya jemput lagi ke serang”.
Kira-kira begitulah rencana papa dengan ku ditelpon sebelumnya.


Senin 14 Mei 2012
Hari ini masa sidang dimulai. Kantor kembali ramai dan sibuk sekali. Tapi pikiranku engga pernah lepas dari rafa. Sesekali orang rumah telepon, seperti biasa mamah bertanya saya sedang apa. Tapi hari itu papa engga telepon menanyakan kabar.
Dan hari ini pulang malam tapi tidak ada firasat apa-apa.


Selasa 15 Mei 2012
Pagi-pagi mama telepon ”neng, kayanya si papa dibawa ke rumah sakit aja, napas nya sesek”. ”trus rieke perlu pulang engga mah?”. ”ga usah, nanti aja kamis sekalian libur panjang. Nanti kalau ada apa-apa mamah kabari”.
Siang ini pikiranku tidak lepas dari papa. Tumben sekali, pikirku. Aku smsan dengan adik, jawabanya masih tidak perlu saya pulang hari ini.
Tapi hari ini aku pulang cepat, pikiran ini ga lepas dari rafa dan rafa. kangen sekali dengan dia, pengen peluk lamaaaaaa.

Sore itu dalam asharku aku berdoa, tiba-tiba teringat papa. Seperti ada perasaan yang ditahan dan ingin saya keluarkan. Hanya satu dalam doaku, ”Ya Allah sembuhkanlah Papaku, sehatkanlah kedua orangtuaku. Biarkan mereka melihat cucunya tumbuh besar. aamiin”

Menjelang magrib, mama telepon. ”Neng pulang sekarang!” klik! Telepon mati. Firasat ku kembali muncul, kali ini perasaannya semakin kuat. Segera saya menelpon Nugi Suamiku. Sambil menunggu suami, tak henti bibir ini terus berdoa untuk kesembuhan papa.
Dalam magribku kembali aku bersimpuh. Kali ini aku berdoa ”Berikan yang terbaik untuk papa Ya Allah. Angkatkanlah penyakitnya. Ijinkan papa melihat rafa besar, ijinkan saya membahagiakannya. Aamiin”
Selepas magrib kami berangkat. Belum sampai seperempat perjalanan kami, kira-kira pukul 06.45 PM Adik saya telepon ”Teh, papa udah ga ada” suara teriak tangis diujung sana menghentikan mobil kami. Spontan Hp tergeletak begitu saja, tak kuasa aku menahan tangis dan memanggil-manggil papa.

Ya Allah inikah jawabanMu. Yang terbaik buat papa...

Jalan menuju Serang terasa lama. Demi Allah aku tak kuasa menahan semua ini. Tiba-tiba semua kenangan bersama papa seolah-olah baru kemarin terjadi. Semua obrolan di telepon dan rencana-rencana kami seolah seperti mimpi. Tapi papa sudah tidak ada, ini adalah nyata.....

Sesampainya di rumah. Diujung sana memang benar itu papa. Ini bukan mimpi....
Yang tertutup kain putih itu papa...
Aku peluk aku cium aku memohon maaf padamu pa...
Aku tak sempat bertemu untuk terakhir kalinya..


Engkau Maha Penyayang Ya Allah. Engkau Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi umat Mu.


Rabu, 16 Mei 2012
Hari ini adalah tepat hari ulang tahun kedua pernikahanku.
Ya... tepat 2 tahun silam, masih ingat dalam ingatanku papa duduk dihadapanku, mengantarkan ku ke pelaminan, menyerahkanku pada seseorang yang dianggapnya tepat untuk mendampingiku.
Ya... tepat 2 tahun silam, masih ingat pula dalam ingatanku papa berkata ”Saya nikahkan engkau dengan putriku.....”.
Ya... tepat 2 tahun silam, aku bersimpuh dan bersujud dihadapan papa memohon doa dan restunya. Terlihat tangis sedih sekaligus bahagia di raut mukanya.
Dan kini..... tepat di hari yang sama aku harus mengantarkan papa ke tempat terakhirnya. Persis di samping kakek, sesuai dengan permintaannya saat kita semua ziarah ke makam mbah Oyot saat lebaran silam. Kala itu papa pernah meminta jika ia meninggal ingin ditempatkan disamping ayahnya.

Semuanya benar-benar seperti baru kemarin terjadi...
Belum genap rafa berumur 5 bulan, engkau sudah meninggal kami pa.
Doamu dikabulkan oleh Allah saat dokter mengatakan ginjalmu sudah kronis dan harus dioperasi, engkau berkata ”ijinkan aku untuk melihat cucuku terlebih dahulu Ya Allah”. Dan memang Allah Maha Penyayang dan Maha Pengasih.

Walau aku tidak melihatnya untuk terakhir kalinya. Namun Alhamdulillah, cerita orang-orang yang melihatmu begitu terdengar bahagia. Engkau begitu ikhlas meninggalkan kami, sampai akhir pun engkau masih bisa mengingat Allah tanpa harus dituntun. Aku pun begitu bahagia mendengarnya pa, dengan begitu engkau juga mengikhlaskan kami semua untuk ikhlas melepasmu.

Di ramadhan tahun ini, memang terasa bedanya. Tahun ini rafa melengkapi kami saat berpuasa, namun ketidakhadiran papa pada ramadhan ini membuat ada sesuatu yang kurang.

Semuanya Ada yang datang dan pergi. karena kita semua pada akhirnya berada dalam antrian-Nya
Selamat jalan Papa....
Selamat jalan Abah....

Semoga papa tenang di sana
Terimalah amal ibadahnya Ya Allah
Aamiin ...
Miss you more than words can ever say, Pa.

Kami yang merindukanmu selalu :-)

Thursday, May 03, 2012

My life My everything

duh sebenernya udah kepengen live report dari 4 bulan yang lalu.

yup...4 bulan yang lalu... saya merasakan menjadi seorang wanita yang sempurna, diberikan kebahagian yang MAHA besar dan rezeki yang melimpah. tak habis-habisnya saya mengucapkan puji syukur kepada Allah atas nikmat yang saya dapatkan selama ini.

empat bulan yang lalu... saya harus menunggu detik demi detik munculnya si buah hati. dengan kesakitannya saya mencoba bersabar, menerima segalanya dengan ikhlas, bahkan menyerahkan diri ini dengan ikhlas jika memang umurku cukup sekian. namun dengan Kuasa-Nya, saya diberikan kekuatan yang amat besar dan kebahagian yang amat tak terhingga, sampai akhirnya muncul malaikat kecilku...

empat bulan yang lalu..., suamiku yang gagah perkasa, yang penyabar, yang setia mendampingiku pun ikut menangis dan terharu. suara azan yang ia perdengarkan kepada malaikat kami menjadi pondasinya kelak. saya semakin sayang, semakin cinta, dan semakin mengucapkan syukur karena memiliki mu. love my booster :-)

empat bulan yang lalu..., saya dengan segala usaha kerasku untuk ngASI benar-benar menjadi ujian. omongan kiri kanan yang menyuruh saya untuk memberi susu formula untuk malaikat kecilku sempat menjadi goyah. saya ingin memberikan yang terbaik, dan ASI saya adalah yang terbaik. kembali mengucapkan puji syukur, hari ke tiga ASIku keluar walaupun masih hitungan tetes.

empat bulan yang lalu..., malaikat kecilku harus dirawat dan saya tak kuasa menahan tangis karena melihat ia harus disinar. lagi dan lagi omongan kanan kiri menyalahkanku karena saya tidak memberinya susu formula. namun ujian Allah bisa saya lampaui walaupun suami tercinta tidak bisa mendampingi karena jarak yang memisahkan kami.

empat bulan yang lalu..., saat malaikat kecil kami syukuran potong rambut, ia sama sekali tidak menangis. suara-suara pengajian dari bapak-bapak kompleks tidak membuatnya terganggu, mungkin karena ia sudah sering mendengarnya saat masih di dalam kandungan dulu. saat itu juga kami menamainya "AGNETA RAFA NARESWARI NUGROHO" yang berarti putri nugroho yang suci dan penuh kemakmuran. semoga doa kami menyertaimu nak. aamiin

sekarang tepat empat bulan rafa, begitu panggilan kami kepadanya, ia berulang bulan. mommy doakan semoga menjadi anak yang sholehah, sehat selalu, menjadi anak yang pintar, cantik, sayang kepada orangtua, dan menjadi anak yang berguna bagi sesama. aamiin...

Time surely flies. It feels only yesterday that i gave birth to Rafa. Happy 4 month my baby girl! *Hug n Kiss from Mom n Pap*

Monday, July 18, 2011

Escort You

piiiiiii.....
iket rambut rieke dimana?
kacamata rieke ditaro dimana?
bla..bla..bla...

teriakan-teriakan khas saya ketika bangun pagi. aneh sekaligus menggelikan kalau dipikir-pikir. ya... itulah kehidupan saya sekarang. Banyak hal yang sudah saya lalui tanpa sempat saya tuangkan dalam tulisan. Dimulai dari perasaan senang ketika dilamar oleh pangeranku, kesal sedih dicampur perasaan tidak menentu dikala menjelang detik-detik pernikahan, sampai akhirnya kegembiraan itu datang. dan tak terasa perjalanan itu sudah berjalan satu tahun dua bulan lamanya.

Selama itu banyak hal yang sudah saya dan suami lewati, dikala pertama kali saya terkaget saat bangun dipagi hari dan melihat ada seseorang disampingku, lalu ketika aku ingin sekali menyuguhkan masakan bagi suamiku namun bingung harus masak apa karena aku sendiri tidak pernah bisa dan paham akan masak-memasak, kemudian egois yang masih sering muncul dikala salah paham, akunya yang egois dan masih sering merasa ingin bermain bersama teman-teman begitu pula dia, lalu masalah keuangan yang karena baru pertama kali kami harus memanagenya sehingga sering terjadi over budget diujung bulan.

Namun dibalik semua lika liku itu kami terutama aku sangat bahagia bersamanya. Teriakan-teriakan gooolll dikala menonton world cup bersama di kontrakan kecil kami, lalu dia yang dengan terpaksa memakan masakanku yang entah rasanya apa namun ia sangat menghargai jerih payahku, hingga pijat memijat secara gantian lantaran kami berdua sama-sama capai telah bekerja seharian.

akan tetapi kebahagian kami terlengkapi kembali ketika suatu pagi aku coba tespack dan hasilnya dua garis. buah hati yang telah kami tunggu-tunggu selama 10 bulan akhirnya datang juga. mudah-mudahan si calon anggota kami ini akan sehat-sehat selamanya hingga kelahirannya nanti. aamiin...

Yaaa...semua itu kami lalui dengan ikhlas dan ibadah. Tak ada kata yang dapat mewakili selain terimakasih Ya Allah atas limpahan kebahagian, kesedihan, kesenangan, kekurangan, kelebihan yang telah Kau berikan kepada kami. Jangan pernah kau mengabaikan kami ya Allah, berikanlah kami jalanMu dikala kami bingung menentukan arah. Thanks Allah for everything.

Dedicated for me, my self, my luvly husband, and your self.

Tuesday, July 05, 2011

kebijakan dengan tanda kutip

Pernah mendengar kata ‘kebijakan?’
Menurut wikipedia bahasa Indonesia ‘kebijakan’ adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak [1]. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu.

Hari ini saya diberikan pengalaman akan arti baru dari kata ’kebijakan’. Kemarin saya menerima pesan dari seorang konstituen di daerah, yang bilang begini: ”mbak tolong ingetin bpk buat transfer utk karangan bunga dan yg lainnya bpk sdh tahu. Tks” . belum sempat pesan ini saya balas, kemudian menyusul pesan selanjutnya ”maksud yang lainnya itu karena sifatnya kebijakan”.

Oke, mari kita bahas satu persatu. Menurut pemikiran saya ada dua maksud yang ada di isi pesan ini. Pertama ’meminta uang untuk karangan bunga’, oke kalau itu saya paham. Lalu yang kedua, ’dan lainnya bk sdh tahu’. Emm..ada kata ’dan yang lainnya bpk sdh tahu’ dan ’sifatnya kebijakan’. Pesan yang kedua ini yang saya kurang paham. ’kebijakan?’ maksudnya? Sebuah keputusan? Atau tindakan? Atau apa? Dan apakah sy harus tahu jg?

Karena pesan itu adalah amanah lalu hari ini saya meminta uang Rp700rb untuk karangan bunga yang diminta si pengirim pesan kemarin. Tak lama kemudian sy jg diperintahkan untuk mentransfer uang Rp2,2 juta untuk kondangan ke si pengirim pesan kemarin. Berarti Rp700rb untuk bunga papan dan sisanya untuk kondangan. Betul begitu? Atau ada yang mempunyai pemikiran lain?

Kemudian hari ini saya dibilang telah melakukan kesalahan karena tidak berkonsentrasi dan lalai dalam bertugas. Karena saya seharusnya mentransfer uang ke si pengirim pesan kemarin Rp700rb untuk karangan bunga dan sisanya untuk si pengirim tersebut. Lalu tak lama kemudian si pengirim pesan itu mengirim pesan lagi ke saya, dan berkata kalau saya seharusnya mentransfer uang ke dia sisa dari karangan bunga itu untuk membantu membetulkan dapur rumahnya. Jadi disini saya memperoleh kesimpulan, ’kebijakan’ yang ia maksud di dalam pesan tersebut adalah ’meminta uang untuk membetulkan dapurnya’. Oooooo....

Sebagai manusia yang mengerti tata krama, saya akui saya salah disini karena tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu. Tapi sebagai manusia yang mempunyai pemikiran, saya lalu berfikir, bila si pengirim pesan itu to the point untuk meminta uang dalam rangka membetulkan dapurnya, saya tidak perlu berspekulasi akan arti ’kebijakan’ yang ia maksud toh?

Ya, manusia memang gudangnya makhluk berbuat salah. Terus terang saya bukan tipe orang yang suka berbasa basi, tapi lebih kepada hal yang jujur dan berterus terang. Jadi saya kurang paham akan kata-kata yang jadinya memiliki makna ‘absurd’. Kalau YA bilang YA, kalau TIDAK bilang TIDAK, kalau MINTA bilang MINTA. Sesuatu yang jelas dan transparan tidak akan membuat orang menjadi berspekulasi, seperti negara ini! Ups, maaf untuk hari ini saya sedang tidak mau membicarakan carut marut bangsa ini dulu.

God Bless Indonesia

We Needs Changes


Monday, July 04, 2011

Banten ‘berpesta’

Ting…

Bunyi group BB berbunyi, saya lihat pesan dari seorang kawan bernama amy. Kira-kira begini isinya: innailahiwainnalihahi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah Bpk TB H Khasan di Rumah sakit Sari Asih Serang. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT.

Saya membaca tapi saya tidak mengomentari apapun, tidak membalas turut berduka cita, atau innailahi… atau yang seperti biasa saya komentar ketika mendengar seseorang meninggal. Disini saya Cuma membaca namun dalam hati seperti berkata “akhirnya”, ups… astagfirullah, lanjut saya.

Berikutnya kembali bunyi group BB, kali ini dari kawan saya dhe, dia berkata innailahi wainnailahi rojiun, semoga diterima di Sisinya Allah SWT. Lalu member yang lainnya pun berdatangan mengucapkan belasungkawa, kecuali saya, saya belum mengucapkan apa-apa. Akhirnya saya pikir apa untung dan ruginya toh? Ya sudah saya ikut berkomentar, namun hanya sebatas “RIP” dengan symbol tangan yang artinya ‘yes’.
Tiba-tiba kawan saya vicenso berkomentar “akhirnya” kemudian kawan lainnya Matin berkata “god bless me” . nah ini dia yang saya tunggu dari tadi, ada seseorang yang ‘beda’ dengan yang lainnya atau minimal sama dengan apa yang saya pikirkan :-D.
Saya pun berkomentar “…Bless Banten”, yang lainnya pun ikut nimbrung. Bukan menyampaikan belansungkawa lagi, namun ucapan seperti kesenangan, kekesalan, atau bisa saya katakan seperti luapan hati yang sudah lama dipendam. Kembali saya berkomentar “+1000 reformasi for banten dinasti”. Dan selanjutnya isi perbincangan group berisi ejekan dan bahkan sindirian, seperti ada yang mengusungkan nama balon gubernur banten terbaru, yakni Bek-Ap singkatan dari Benyek – Apid. Hahaha… kocak sekali, dalam hatiku. Tidak hanya lewat group BB, saya pun berkomentar lewat jejaring social twitter. Tapi disini sedikit yang bekomentar, hanya Matin yang berkata saya keliatan sentiment sekali namun ia melanjutkan dengan berkata “hajar bleh”.

Sekali lagi, luapan-luapan saya di jejaring twitter atau di group BB itu seperti mewakili sebagai isi hati rakyat yang sudah ‘jengah’ dengan tingkah polah pejabat kita yang duduk di atas singgasana pajak rakyat. Jijik sekali!

Bicara tentang banten, mari kita urut mana pejabat teras banten yang bukan berasal dari keluarga Khasan.? Sepertinya tidak ada. Seperti pesan yang pernah saya terima dari seorang kawan, begini isinya:
Telah meninggal Prof H Khasan Sochib:
Ayahanda dari gubernur banten : atut chosiyah
Ayahanda dari walkota serang : Jaman
Ayahanda dari wakil bupati serang : Tatu Hasanah
Mertua dari walikota tangsel: airin rahmi diani
Suami dari wakil bupati pandeglang: heryani
Mertua dari ketua golkar banten dan anggota DPR RI: hikmat tomet
Mertua dari Anggota DPRD banten: aden
Kakek dari anggota DPD banten: andika hazrumi
Kakek mertua dari wakil DPRD kab serang: ade rosy
Semoga amal ibadah beliau diterima disisi Nya. Dengan emotion :NGAKAK
Begitu isi pesannya, ketika saya membacanya langsung mengakak sinis. Lalu Saya tambahkan di bawahnya, “masih kurang tuh, saya tambahin ya” suami dari anggota DPR RI fraksi demokrat: ratu siti romlah.

Bagi yang belum mengenal dan mengetahui banten, ya itulah isinya. Dengan kita membaca isi pesan kawan saya saja dapat kita bayangkan bagaimana banten ini dibangun? Inilah yang membuat kota kelahiran saya ini tidak pernah maju. Isi banten semuanya dikeruk masuk ke kas keluarga dinasti khasan. Segala proyek pembangunan infrastruktur banten yang bermain dan mengikuti tender pun asalnya tak jauh-jauh, kembali ke keluarga agar hasilnya masuk ke kas keluarga.

Namun yang paling saya sayangkan dari semua ini adalah warga banten itu sendiri. Mereka semua mengetahui ‘pembangunan dinasti’ keluarga khasan ini, tapi mengapa mereka masih memilihnya? Cuma dengan diiming-imingi amplop berisi duit 20ribuan dan kerudung suara mereka sudah bisa dipegang. Miris rasanya melihat dan mendengarnya. Beginilah bangsaku, bermental amplop! Dari yang kecil hingga pejabat yang sudah memiliki gaji puluhan juta pun kalau melihat amplop langsung tunduk! Susah jika suatu system sudah mendarah daging bahkan hingga masuk ke urat nadi.

Sampai kapan bangsa ini mau terpuruk terus? Yang di bawah memikirkan isi perut yang di atas memikirkan isi brangkas. Poor Indonesia!
Negara ku kaya Negara ku miskin. Yang kaya semakin kaya yang miskin semakin melarat. Poor Indonesia!
Negara maju tidak akan menjadi maju tanpa mengalami menjadi Negara berkembang seperti Indonesia, namun coba kita hitung, sudah berapa lama Indonesia menjadi Negara berkembang terus? Tanpa maju-maju. Yang lain sudah tinggal landas, tapi Negara ini masih di landasan terus!

GOD BLESS INDONESIA!!!

We Needs Changes!

Berapa Harga Sebuah Kejujuran?

“Katakan dengan jujur walaupun menyakitkan” kira-kira begitu isi petuah yang sering kita dengar dari orangtua. Mungkin pesan inilah yang dipegang oleh Siami. Ibu beranak dua yang mencoba menanamkan kejujuran kepada anak-anaknya sejak dini.

Mungkin ia tidak tahu apa yang dibicarakan orang-orang berdasi di senayan sana, ia juga tidak tahu siapa itu nazarudin, atau nunun itu yang mana. Yang ia tahu, ada yang tidak beres dengan sekolah SDN GADEL 2 SURABAYA tempat dimana anaknya Alif bersekolah. Kejujuran yang ia tanamkan pada anaknya dicederai oleh seorang pendidik yang seharusnya mengajarkan moral-moral pendidikan kepada anak didiknya.

Siami hanya minta kejujuran! Kejujuran dari pihak sekolah bahwa anaknya diminta untuk membagikan kunci jawabannya pada saat ujian atau melakukan pencontekan massal. Bagi Siami itu adalah tindakan melecehkan. Bukan hanya melecehkan anaknya tapi juga melecehkan dirinya yang susah payah mendidik anaknya untuk selalu jujur sejak dini. Bila sejak SD saja sudah ditanamkan pendidikan seperti itu, bagaimana anaknya nanti? Ia akan malas belajar bahkan mungkin bisa berbuat curang, karena didikan salah yang ia terima dari sekolah.

Bukan pembuktian bahwa nilai SDN GADEL 2 SURABAYA jawabannya tidak ada yang sama, seperti ‘pembelaan’ yang dilakukan oleh mendiknas Pak Nuh. Bukan itu! Siami tidak butuh pembelaan dari pihak mendiknas. Semestinya pak Nuh sudah mengetahui bahwa kasus seperti ini bukan hanya terjadi pada SDN GADEL 2 SURABAYA, tapi juga di sekolah-sekolah lainnya. Siami hanya ingin mengatakan ada yang salah pada system pendidikan kita. Ini sama saja dengan pembobrokan bangsa sejak dini. Mungkin inilah yang terjadi pada pejabat-pejabat kita yang tersangkut masalah hukum di KPK saat ini, pendidikan yang salah ia terima menyebabkan korupsi berjamaah itu sah-sah saja.

Semestinya kita semua ‘ngeh’ dengan apa yang terjadi dengan pendidikan kita. Dan seharusnya pak Nuh harus lebih ‘ngeh’ lagi dari kita semua karena ia berada di titik paling teratas. Kita semua patut mengakui dan berkata jujur bahwa ada yang salah pada system pendidikan bangsa ini. Mengetahui ada sekolah melakukan pencotekan massal bukan pembelaan yang kita mesti lakukan, bukan pula harus ditutupi. Tapi ini adalah aib yang harus kita bongkar sampai ke akar agar ke depannya anak cucu kita tidak lagi bermental ‘memble’.

Kasus ini pula seharusnya menjadi sebuah sindirian bagi pejabat-pejabat di sana. Tugas dan amanat yang ia pegang bagi rakyatnya harus ia pertanggungjawabkan dengan jujur dihadapan jutaan rakyat Indonesia.

Indonesia sudah ‘beugah’ dengan kebohongan yang dipupuk dengan label pencitraan dan angka-angka. Percuma memperoleh angka 10 namun sebenarnya bermental “NOL”.
Go Indonesia!!!

We needs changes!

Tuesday, June 21, 2011

Susahnya Mengakui Orang Jujur

MENTERI Pendidikan Nasional Muhammad Nuh membantah ada pencontekan massal dalam ujian nasional sekolah dasar di Gadelsari, Surabaya. Hal itu terlihat dari tidak adanya pola jawaban yang sama pada hasil lembar jawaban pada ujian nasional di sekolah tersebut.

Kita bertanya mengapa Mendiknas sampai perlu menyampaikan hal tersebut? Apakah terungkapnya mencontek massal di sekolah dasar itu sebagai aib bagi Kementerian Pendidikan Nasional? Apakah dengan penegasan tersebut Mendiknas ingin menyampaikan bahwa tidak ada mencontek massal, sehingga tidak ada yang salah dengan ujian nasional dan Kemendiknas sebagai institusi tetap bersih?

Kita menganggap wajar apabila Kemendiknas ingin dianggap sebagai kementerian yang bersih dan tidak ada cela. Di mata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kemendiknas merupakan salah satu kementerian yang besar "bocor" dan "boros" dalam penggunaan anggaran. Mendiknas tentu ingin membuat Kementeriannya dikesankan seperti itu.

Namun sebagai seorang pendidik, tentunya sayang jika Mendiknas terperangkap hanya sekadar ukuran formal. Tidak coba meneliti secara mendalam apa yang sebenarnya terjadi di SD Gadelsari dan terjebak dalam persoalan semantik. Apalagi sampai menutup hal yang lebih esensial yakni soal kejujuran.

Apabila kita coba dengar apa yang dialami Alif Achmad Maulana dalam kasus contek-mencontek, memang terlihat adanya langkah sistematis untuk mengajarkan ketidakjujuran kepada anak didik. Bagaimana sudah diatur tata cara untuk membagikan hasil jawaban kepada peserta ujian nasional. Bahkan ditetapkan tempat bagi dilakukannya pertukaran jawaban.

Sebagai anak yang mengerti sesuatu yang tidak benar, tentu saja Alif berontak. Hanya saja sebagai seorang murid ia tidak berani untuk menolak perintah gurunya. Yang ia lakukan adalah mengikuti perintah gurunya, namun jawaban yang ia bagikan tidak seluruhnya tetapi hanya sebagian saja.

Tidak usah heran apabila pola jawaban peserta ujian nasional di sekolah itu tidak juga seragam. Ketidakseragaman jawaban tidak bisa menjadi dasar tidak ada pencontekan yang sistematis. Kalau kita lalu menyangkal adanya pencontekan yang sistematis itu, maka kita sebenarnya sedang menanamkan benih ketidakjujuran kepada anak-anak kita.

Di tengah rendahnya kejujuran pada bangsa ini, seharusnya kita menggunakan tindakan Alif dan kedua orangtuanya Siami dan Widodo untuk mengajarkan nilai kejujuran. Bahwa nilai kejujuran itu tidak harus berkorelasi dengan pendidikan yang tinggi atau jabatan tinggi.

Siami hanyalah orang yang pendidikannya sekolah menengah pertama. Namun ia tahu tentang arti kejujuran. Ia tahu betul bahwa kejujuran itu tidak bisa dikompromikan. Ia siap untuk menghadapi risiko atas prinsip yang ia yakini itu.

Luar biasa apa yang dilakukan Siami dan putranya Alif. Ia tidak goyah meski kemudian harus menghadapi tekanan dari tetangganya. Ia memilih untuk mengungsi ke rumah orangtuanya di Gresik ketika tetangga di sekitarnya tidak bisa menerima sikap tanpa komprominya.

Nilai yang baik ini seharusnya ditularkan ke lebih banyak orang. Terutama para pemimpin negeri ini, bukan hanya memakai apa yang dilakukan Siami dan keluarganya untuk kepentingan politik, tetapi mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Bahwa negeri ini masih memiliki nilai-nilai yang pantas dibanggakan.

Kita percaya bahwa masih banyak Siami-Siami lain di negeri ini. Mereka hanya lebih banyak diam dan tidak muncul ke permukaan. Mereka paham bahwa hidup ini tidak cukup hanya sekadar diisi dengan segala sesuatu yang bersifat materialistis, tetapi ada nilai lain yang bisa memberikan kebahagiaan yang jauh lebih besar dibandingkan materi.

Oleh karena itu kita menyayangkan ketika Mendiknas tidak menggunakan momentum untuk menyebarkan kebaikan. Bukan hanya sekadar menyelamatkan citra diri dan kementeriannya, tetapi melepaskan kesempatan untuk menularkan nilai-nilai kejujuran.

Praktik yang lebih sering muncul ke permukaan adalah sesuatu yang memprihatinkan. Banyak pejabat dan anggota legislatif yang tidak memperdulikan nilai dan kejujuran untuk mengejar kehidupan yang mereka anggap sebagai kenikmatan. Mereka bahkan menjual integritas diri hanya sekadar untuk bisa kaya.

Yang lebih memprihatinkan lagi mereka tidak mau mempertanggungjawabkan kerusakan yang telah diperbuat kepada negeri. Mereka kabur ke luar negeri setelah mencari uang dari rakyat banyak. Hidup bersenang-senang di atas penderitaan jutaan rakyat miskin yang tidak tersentuh pembangunan karena anggaran belanja negara yang terlanjur dikorupsi.

Bangsa ini merindukan kembali kehidupan yang lebih beradab dan bermartabat. Kita rindu kembalinya nilai-nilai kehidupan yang baik. Kita tidak hanya disandera oleh tujuan yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekayaan. Siami dan keluarga merupakan simbol dari sebuah kejujuran, simbol dari sebuah kebersahajaan. sumber:www.metrotvnews.com. Jumat, 17 Juni 2011 19:11 WIB

Di mulai dari Nol

sebelum memulai untuk menyentuh blog ini, saya mau mengucapkan selamat datang kepada diri sendiri. selamat atas kesadarannya untuk menengok blog yang sudah lama terbengkalai ini.

tidak perlu berpledoi atau menyalahkan apapun, yang pasti terimakasih saya sudah diingatkan akan siapa saya terdahulu. baru saya ingat ada dua live reports saya yang hilang, saat itu tujuan saya menghapus karena ingin mengeditnya, tapi ternyata hilang ditinggalkan begitu saja. poor me...

meski banyak unek-unek yang banyaaaaakk sekali yang ingin saya tumpahkan ke dalam tulisan tapi ternyata era teknologi yang semakin membuat segalanya menjadi kerucut membuat saya cukup mengkerucutkan unek-unek ke dalam 140 karakter di twitter, once again, poor me...

mari kita memulai segalanya dari Nol. teringat akan kata teman, "mainkan kembali khe" hahaha...lucu, jadi seperti mengenang kembali ke jaman idealis dulu.

welcome to the real world....


Monday, November 29, 2010

Aloha..

Maaf bukannya baru sempat kembali melirik blog, atau baru sempat menulis, tapi memang karena malas jd blog ini gak pernah tersentuh sedikitpun. gara-gara banyaknya jejaring sosial seperti FB, twitter, Myspace, Ym, Msn, googletalk, tagged, hi5, friendster, atau lainnya jadinya sarana blog jarang terjamah.

apalagi sekarang untuk menuju ke jejaring tadi sudah banyak fasilitas teknologi yang super update, dari mulai hp yang gak smart2 banget sampai ke smartphone yang udah punya android punya fasilitas untuk mengupdate status ke jejaring itu. sehingga kalau untuk menulis di blog sangat susah bila harus menggunakan HP.

balik lagi ke blog ini, jujur kangen banget menulis. kebetulan banyak banget peristiwa yang ingin saya "muntahin" lewat kata-kata, tapi...ya itu tadi. kendala utamanya adalah malas dan waktu senggang yang semakin berkurang. tapi mudah-mudahan gaya menulis saya tidak berubah, atau kalau pun berubah menjadi lebih baik, amiin..

so, lets start ...